Senin, 10 September 2012

Tertawan Rindu

Rinduku tertawan pada sebentuk nama
Dalam ketakpastian rasa kucoba membenamkan nama itu
Agar tak terukir kian dalam
Tak pantas rasanya menambatkan namanya di dalam kalbu
Mengingat ada perbedaan yang tak mungkin menyatukan
Hanya kepastian dariNya-lah yang mampu menguak lintasan takdir yang masih menjadi misteri
Masih banyak yang mesti disemai untuk menjaga benih-benih kesabaran 
agar tumbuh menjadi cabang-cabang kemuliaan 
Dari lubuk hati nan terdalam, kupasrahkan segala kerinduan ini padaMu

      Sudah cukup kerinduan menggenapi hati yang hampa ini. Entah sekian lama pula kucoba menenggelamkan kerinduan yang begitu menohok kalbu ini. Tak kuasa sebenarnya, namun kucoba meyakinkan hati bahwa rindu ini kan terobati pada waktu dan masa yang telah ditetapkanNya. Semua hanyalah soal waktu... ya waktu.
       Kesabaran memang terkadang tak sebegitu mudah untuk dijalani. Banyak kerikil-kerikil cadas yang mencoba menghancurkan komitmen kita dalam menempuh jalan kesabaran. Begitulah hidup, tak selamanya mulus seperti yang dimau.
       Rindu, sebentuk kata yang belakangan tak mampu kutepiskan. Selalu saja menghantui hari-hariku yang terbingkai kesendirian. Ada kepingan harap yang menguasai hati. Ada keirian akan orang-orang yang telah lebih dulu menggenapkan kerinduan mereka dalam tautan cinta suci karenaNya. Sedang aku, masih duduk menepi dalam goresan kerinduan yang mendalam.
      Kerindua itu sempat terobati saat mata tertuju pada sebentuk insan bermata teduh. Kelembutan tutur katanya, kehumorisannya dalam bergaul, kesalihannya, sikapnya yang ramah dan senyumnya yang menawan, sungguh menentramkan hati.
      Ah...kemarin, saat tatap mata menjadi moment yang tak terelakkan. Aku lemah, tatapan mata itu sungguh menusuk ke ruas kalbu. Ada denting rasa yang tak mampu kumaknai. Ada segumpal harap yang kemudian terucap dalam kalbu. Andai engkaulah pemilik hatiku, andai engkaulah yang tercipta untukku, andai engkaulah yang kelak menjadi imamku, ah...sungguh bahagianya hidupku.
      Namun ada satu hal yang tak mungkin menyatukan, perbedaan kini menjadi hal yang sangat tak mungkin dalam persatuan rasa. Perbedaan yang sangat tak mungkin, mengingat kedua orang tuaku sangat menentang perbedaan ini. Ah..bimbang, sungguh aku tak sepantasnya menempatkan namanya di kalbuku. Tak sepantasnya di hatiku terselip namanya.

Ya Rabb....bantu aku untuk menerjemahkan arti cinta yang sesungguhnya.
 Ajari aku untuk mencintai sesuatu yang Engkau ridhai
Jangan Engkau biarkan aku salah dalam menempatkan sebentuk hati di kalbuku
Jangan Engkau biarkan cintaku melukai hati kedua orang tuaku
Kuatkan kesabaranku dalam sebentuk penantian yang kini membelaiku lembut
Bantu aku untuk mampu menjaga hati ini hingga di penghujung penantian
Jangan Engkau biarkan penantian ini ternodai oleh secuil kesalahan yang kuperbuat
Damaikan hati hingga tiba masa yang kunanti
Dekaplah aku dalam cintaMu
Aamiin...


      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar