Kamis, 28 Juli 2011

PERJUMPAAN KEMBALI

NURLAILI SEMBIRING

Keutuhan rasaku tak mampu lepaskan asa
Saat tatap mata menyibak tabir nan tersembunyi
Keteguhan rinduku tak mampu menusuk lemahnya jiwa
Hingga hati terbentur pada keangkuhan rasa nan abadi

Perpisahan sempat menyisakan perih hati
Tak tertahan, menusuk hingga ke relung hati nan terdalam
Seonggok keinginan lahir memenuhi hasrat di hati
Namun sayang rasa tak boleh tersematkan terlalu dalam

Begitu hinanya hati, terlalu ralut dalam denting kerinduan
Hingga setitis rasa dalam hati retaskan keegoan
Tak mampu benamkan segala harap dalam perjumpaan
Sebab cinta tak selamanya terbalaskan

Hasrat hati tak mampu hapuskan arus perpisahan
Waktu masih saja menemaniku pada harap perjumpaan
Memaksa hati tuk tetap setia pada kepastian rasa
Meski semua hanyalah khayalan semu belaka

Kini, perjumpaan kembali lenyapkan keteguhan
Tetap tegak dalam kepastian perasaan
Akankah hadirkan senyum bahagia
Atau serpihan tangis dalam pilunya duka

Jumat, 22 Juli 2011

Kisah Tiada Akhir

Oleh. Nurlaili Sembiring

Bila kisahmu berakhir pada yang tak teringin
Jangan kau sesali dengan linangan air mata
Air matamu terlalu suci tuk dihamburkan
Terlebih pada sesuatu yang tak sepantasnya

Bila kasihmu hanya berjalan sesaat
Jangan kau nodai dengan sesal berlarut-larut
Hingga logikamu tak mampu berpikir rasional
Hingga hati kian bergemuruh pada jurang sesal


Bila kasih yang kau rajut terhempas
Maka berlabuhlah pada cintaNya
Rajut hati pada cinta suciNya
Sebab hanya ia pemilik cinta sejati sesungguhnya


Bila semua telah berakhir
Jangan kau benamkan dirimu pada sunyinya sepi
Jangan biarkan langkahmu terhenti
Pada rentetan waktu, kian berlalu
Regukklah cinta yang belum kau dapati
Jangan biarkan hatimu terus terpenjara

Bila kisahmu tak ada lagi
Jangan biarkan ia mati tertelan masa
Tegakkan pandangan ke depan
Tatap masa depan dalam segenap asa
Raihlah kebahagiaan baru selagi waktu masih ada
Sebab bahagia pantas nyata dalam diri kita
Binjai, 22 Juli 2011
Ruang Inspirasi

Selasa, 19 Juli 2011

Rindu Senyuman

By. Nurlaili Sembiring

Kutengadahkan wajahku
Mencoba mencari senyuman itu
Senyum yang telah lama tak kujumpai
Hingga rindu hati semakin merajai

Tak mampu kubenamkan rasa
Yang tiada henti menggelayuti angan di dada
Demi meraih senyuman manis itu
Untuk mewujudkan hasrat dalam kalbu

Bilakah senyuman itu untukku
Bahagia hati bukan kepalang
Takkan kubiarkan ia kering membeku
Kan kurawat agar terus mengembang 


Binjai 20 Juli 2011
Ruang Inspirasi

Jumat, 15 Juli 2011

BINGKAI RINDU SAMARA_ 40 KISAH SEPUTAR IMPIAN SAMARA




BINGKAI RINDU SAMARA

Buku ini terinspirasi sebuah kitab suci yang di dalamnya menguak berbagai kisah yang mengagumkan. Tentang kisah yang harus menjadi pelajaran. Tentang kerinduan yang membuncah. Tentang kebebasan yang terpenjara. Tentang Cinta, Darah dan Air mata.

Buku ini adalah luapan kerinduan “makhluk pemalu” yang tanpa aling-aling bertutur tentang hati, kasih sayang sampai urusan ranjang.

Buku ini dikemas apik untuk menghimpun kerinduan para perindu jodoh, istri yang sendiri,wanita yang memberontakdan pejantan di masa pencarian.

Buku ini adalah buah spirit 250 lebih penulis yang ingin berbagi tentang cinta, Jodoh, keluarga dan kebahagiaan.

Semoga buku ini tidak hanya mampu membuncahkan air mata, meledakkan gelak tawa, mengetuk hati tapi jugamenghimpun semuanya dalam Bingkai Keluarga Samara

Buku ini bertutur tentang :
Seperti apa jodoh impian yang didamba oleh para pria dan wanita.
Apa kegilaan-kegilaan yang dilakukan seseorang demi mendapatkan jodoh pujaan.
Apa saja peristiwa-peristiwa tragis menjelang pernikahan, saat pernikahan dan ketika menjalani rumah tangga.
Buku yang sarat hikmah dan pelajaran bagi yang belum menikah dan sedang menjalani rumah tangga.
==================================================
Diskon 10% bagi yang memesan khusus di bulan Juli 2011 dengan inbok ke
Easy Book Seller
===================================================

Judul : Bingkai Rindu Samara

Penulis : Lucky W dkk

Tebal : vii + 152 hlmn
Harga : Rp. 40.000,-  + Ongkir
ISBN : 978-979-16800-1-1

Jika teman-teman ingin membeli Buku Antologi “Bingkai Rindu Samara” ini dapat dipesan melalui on line ke Easy Book Seller dan dapatkan diskon 10% khusus bagi yang memesan di bulan Juli 2011, dengan mengirim inbox (email) sebagai berikut :
Nama Pemesan
Alamat kirim buku  
Jumlah Eks buku
Hp/email

Promotor                    :  Nurlaili Sembiring


Rabu, 06 Juli 2011

Asa Yang Terpasung


By. Nurlaili Sembiring

Kala ujian menyapa jiwa
bunga hati menjadi duka
Pikiran kacau tiada tara
Membelenggu kalbu pada denting lara

Harus bagaimana kulalui
Hidup yang bertabur uji
Bagai sembilu menusuk hati
Retakkan asa yang telah terpatri

Aku tak ingin..
Asa ini terus terpasung pada yang tak teringin
Merintih, meraung pada kesakitan
Membawa hati pada denting kekecewaan

Kuingin terbang bebas di angkasa
Melepas segenap gundah yang berkecamuk dalam dada
Seperti burung yang berkicau merdu di ujung sana.
Tiada beban, riang gembira

Oh..sampai kapan asa ini terbelenggu
Pada denting waktu yang mana ia akan tersapu
Hingga tak lagi bersemayam dalam kalbu
Dan bahagia pun dapat kutumpu

Binjai, 2 Juli 2011

Senin, 04 Juli 2011

Syafakillah, Kawan...!!!

Sebuah Persembahan Cinta Untuk Sahabat Terkasih
"Danney Dunis" Cepat Sembuh ya, Kawan...?!"

Oleh. Nurlaili Sembiring

Beberapa waktu belakang ini ada desir rasa mendera kalbu. Menjeratku pada hal yang tak mampu kumaknai. Setiap kali kulabuhkan mataku pada satu titik, tak lagi kutemui hadirmu di sana. Setiap kali kulirik beranda di sudut kanan bawah tak ada lagi namamu singgah yang menandakan kau tengah online. Tiada lagi hari-hari kebersamaan kita yang kerap kita lalui dengan canda tawa, sharing dan bercurhat ria bersama. Lalu kemanakah gerangan dirimu, Kawan? Adakah yang mampu menjawab sekelebat tanya yang singgah di kalbuku. Rasa rinduku mengalun syahdu seirama detak jantungku yang berdetak. Apakah yang tengah menderaku, entahlah. Hanya sang waktu yang mampu menjawab setiap rasa yang mengalir.
***
Selintas aku teringat saat terakhir kali kita chatting. Kita berdiskusi akan hal yang sangat penting demi mewujudkan mimpi kita bersama. Di akhir perbincangan kau menjanjikan sesuatu untukku demi kesuksesan suatu hal yang masih menjadi rahasia kita bersama tepatnya berlima. Ya...lima sekawan, Kau, Aku dan 3 teman lainnya yang tak ingin kusebutkan namanya. Sebab kuingin semua ini masih tetap menjadi rahasia kita bersama sampai pada masanya ketika sebuah kejutan akan kita hadiahkan kepada para sahabat dan sanak saudara kita.

Keesokan harinya sapa seorang teman mengejutkanku. Ketika rasa bahagia atas mimpi baru yang ingin kudekap indah tengah merekah, suatu kabar yang ia sampaikan membawaku pada denting lara.

        " Mbak Danney sakit, so dia tidak bisa memenuhi janjinya. Kalau berkenan mbak aja yang menyelesaikannya sendiri" pesan singkat yang singgah di wall-ku
Seketika lirih hatiku berucap "Masya Allah, Danney sakit? sakit apa? baru kemarin aku chatting dengannya"

Dalam denting rasa khawatir yang membuncah kucoba tenangkan hatiku. Mencoba memaknai setiap rasa yang hadir. Sungguh manusia memang tak mampu meraba apa yang akan terjadi bahkan sedetik kemudian.

Cinta, itukah yang tengah menjeratku. Tetapi mungkinkah sebuah cinta dapat hadir pada seseorang yang belum diketahui wujud aslinya ??? Hingga di bulan ke-6 aku terikat pertemanan dengannya melalui situs jejaring sosial facebook aku hanya dapat menatap wajahnya di balik layar monitor. Hanya bisa menatap fotonya yang hanya berjumlah minimal. Namun kucoba tuk tetap menerjemahkan rasa. Cinta karena seiman, itulah yang membuat nadiku seolah berjalan seiringan dengannya. Cinta atas sebuah jalinan ukhuwah memang tiada duanya. Tak memandang dari segi wajah dan rupa, tak memandang status maupun materi.

Duhai sahabat, maafkanku yang telat mengetahui akan sakit yang kau derita. Kawan semacam apa aku yang tak mengetahui akan hal itu. Seketika sebuah sesal mendera batinku. Sesal karena nomor hape-mu pun belum ku-save, padahal kau pernah memberikannya padaku. Disebabkan handphone-ku yang beberapa waktu lalu hilang, aku selalu mengabaikan no HP teman-temanku. Sebab percuma aku save  bila aku tak dapat menghubungi mereka. Begitupun ketika teman meminta no HP-ku, aku seperti enggan memberinya sebab aku takut ia kecewa ketika menghubungi nomorku, tidak aktif. Sebab, untuk saat ini aku hanya dapat mengecek sesekali kartuku  pada kesempatan yang ada. Aku selalu berpikir, bahwa dengan adanya jejaring sosial aku masih dapat terhubung dengan teman-temanku. Namun ternyata aku salah, HP_ juga sangat penting untuk menjalinan sebuah hubungan dengan orang lain. Ah...semoga atas rejeki yang dilimpahkanNya, aku dapat memiliki handphone lagi agar bisa terhubung dengan teman-teman dan saudara-saudaraku di luar sana. Amin.

Kawan, inginku kusampaikan doa tulus padamu, namun untuk saat ini aku hanya mampu mengadu padaNya, agar sebuah kesembuhan kan diberikanNya untukmu. Cepat sembuh ya, Kawan...?!
Aku masih ingin menuntut janjimu, oh...bukan..., bukan janjimu melainkan aku yang memintanya yakni membuatkanku cerpen yang telah ku-request beberapa waktu lalu. Namun aku tak mau memaksakanmu bila kau tak dapat memenuhinya. Dan aku juga tak ingin mengikatmu pada janji yang kemudian akan membuatmu hutang janji denganku. Aku hanya ingin kau dapat menggoreskan pena lagi. Cepat sembuh ya, Sayang..." ^_^

========================================

Rasa lain yang juga kurasakan saat ini, aku tak dapat terhubung dengan kakak angkatku. Sudah ada seminggu ia tidak online. Padahal sebelumnya obrolannya selalu aktif menggunakan e-buddy. Khawatir juga aku dibuatnya terlebih ketika aku membaca statusnya yang sepertinya tengah terjerat suatu masalah. Sahabatnya yang sering terlihat online pun tak pernah kulihat lagi. Ada apa denganmu, Kak..??? Semoga kau baik-baik saja. Lirih do'aku atas nama adikmu akan terus mengalir dalam batinku.

Minggu, 03 Juli 2011

Resensi Novel Harmoni Cinta di Ujung Senja

                                      
Buku : Harmoni Cinta di Ujung Senja
Penulis : Endang Ssn
Penerbit : Leutika Prio
Cetakan Pertama : Maret, 2011
Kategori : Novel
Tebal :  x + 160 halaman


Harmoni Cinta di Ujung Senja adalah novel pertama karya Endang Ssn, yang diterbitkan oleh Leutika Prio pada tahun 2011. Novel ini bercerita tentang seorang wanita yang berupaya menjemput mimpi demi membahagiaan kedua orang tuanya juga perjalanan cintanya yang selalu berakhir memilukan.

Membaca Novel perdana Endang Ssn saya merasa berada pada posisi Shinta, tokoh wanita yang begitu berprestasi dalam perjalanan karirnya. Dan saya yakin, semangat seorang Shinta demi mewujudkan mimpi menjadi nyata patut menjadi contoh bagi setiap pembaca bahwa mimpi sudah sepatutnya dijemput bukan dinanti. Dan dia telah membuktikan akan  kekuatan mimpi sebab semua berakhir nyata di hadapannya

Novel ini juga menceritakan keberhasilan Shinta dalam karir  dan prestasi yang sangat membanggakan. Namun tidak termasuk soal cinta. Sebab kegagalan selalu menjadi bumbu pahit dalam perjalanan cintanya. Sebentuk  ketulusan yang ia tanam dalam menjalani kehidupan kerap kali berakhir dengan hal yang tak teringin. Sebentuk kesetiaan yang ia tanam demi sebuah cinta pada seseorang selalu berakhir perih. Bahkan hingga batas yang tak sedikit.

Banyak sekali yang dapat kita petik dari kisah -kisah yang ada dalam novel ini. Salah satunya tentang "the Power Of Dream (kekuatan mimpi)" Di mana semangat seorang Shinta dalam mengejar mimpinya yang penuh tantangan dan cobaan telah mampu ia lewati. Prestasi gemilang serta karir yang melonjak tinggi. Kenapa..?? Sebab ia selalu menyerahkan segala keputusan kepadaNya. Tak hanya itu indahnya hidayah dari Allah juga turut ambil bagian dalam isi novel ini. Sangat jelas terukir betapa indahnya HidayahNya yang telah ia jemput dan bukan dinanti.

Menjelajahi seluruh  isi novel ini, saya merasa ada  sesuatu yang mengganjal dalam buku ini Tokoh Aryo Andriyanto yang dikatakan taat beragama akankah mengingkari janji hanya demi sebuah kesuksesan. Bukankah semuanya adalah cobaan yang harus dilewati dengan kesabaran dan berserah diri padaNya. Jadi membacanya terkesan seperti menonton film sinetron yang selalu membanggakan harta, tahta dan kekayaan. Tapi keimanan seseorang memang selalu pasang surut.

Namun biarpun demikian, tak mengurangi pesan yang hendak disampaiakan oleh pnulis kepada penikmat baca, Sebab:

  • Ceritanya begitu menyentuh dan mengalir seakan pembaca mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh




  • Penulis mengajak pembaca mendalami makna cinta dan takdirNya dengan bahasanya yang menyejukkan




  • Kisah-kisah hubungan antar manusia (kisah cinta) digambarkan secara menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar.
  • Surat Terbuka Untuk Berjuta Ummat

    Teruntuk : Para Pemilik Jiwa
    Di,
    Belahan Bumi Allah

    Sore mulai menyapa, ada gerimis yang seketika membawaku pada sekeping lara. Menghantarkanku pada gejolak jiwa yang tak terkontrol pada amarah dan kebencian. Saat membayangkan suatu hal yang sama sekali di luar dugaan manusia yang menatap. Sungguh rahasiaNya memang selalu terjaga rapi. Tanpa satupun yang mampu membongkarnya. Sebentuk kasih mengalir dengan derasnya sesaat setelah geliat pilu merayap nyata di depan mata.

    Duhai Pemilik Jiwa,
    Surat ini kutujukan untuk kita semua insan pemilik jiwa. Aku tak tahu lagi lewat mana kuungkapkan segenap rasa. Tak tahu lagi jalur mana yang harus kutempuh demi menumpahkan segala asa yang berkecamuk di dalam dada atas serpihan hati yang tersayat luka, perih. Dunia bagaikan persinggahan tak berarti bagi mereka. Tak ada kepedulian antar sesama yang dibangun. Begitu sulitkah menumbuhkan rasa cinta di hati. Mungkin, bagi sebahagian orang tapi tidak berlaku denganku.

    Duhai Para Pemilik Jiwa
    Di balik panasnya sinar mentari yang menghangatkan tubuh, ada cinta yang seketika tumbuh di hati saat menatap sebentuk jiwa yang tiba-tiba tersungkur menghantam sebuah tembok besar yang berdiri kokoh. Miris hati ini saat menatap ketidak perdulian mereka atas apa yang terjadi. Beberapa pasang mata yang ada hanya memandangi yang terjadi tanpa mengulurkan tangannya tuk membantu. Menatap bocah yang mengatupkan tangannya di dada seraya memohon bantuan demi abangnya yang telah tergeletak tak berdaya di tepi parit dengan berlumur darah, namun tak seorangpun yang tergugah hatinya tuk menolong. Begitu kejamnya manusia yang punya hati namun tak berHATI.

    Duhai Jiwa-jiwa berhati,
    Tak sanggup kumenatap tangis yang memecah panasnya sinar mentari saat seorang ibu menangis sejadi-jadinya, mendengar kabar mengejutkan. Seorang anak lelakinya tertimpa musibah, kecelakaan. Aku tak mampu meraba perih hati yang ia rasa. Namun aku yakin hatinya pilu tak terkira.

    Duhai Pemilik Hati dan Jiwa,
    Tidakkah kau sadari andai kata yang tertimpa musibah itu adalah sanak saudaramu. Anakmu, Istrimu, atau Ibumu, bagaimana perasaanmu? Begitu tegakah kau membiarkannya mati perlahan dengan tubuh bersimbah darah. Tak bersimpatikah kau menolong serta menyelamatkan nyawanya yang telah sekarat. Bukankah kita adalah manusia yang berkehidupan sosial di mana kita tak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Jangan kau biarkan hatimu terus terkatup rapat tanpa belas kasihan setetes pun. Sebab takkan ada yang tersia dari segala yang kita lakukan di dunia. Sebentuk ketulusan yang kita semai pasti akan mendapat balasan dariNya. Tidak sekarang, tidak di dunia, mungkin nanti di akhiratNya kelak dengan surga yang terbentang luas yang kita nikmati sepuasnya. Sungguh, tak ada istana terindah selain surgaNya.

    Dari Pemilik Jiwa

    Yang mencoba menumbuhkan cinta pada sesama tanpa pandang agama dan status


    *Tragedi Berdarah
    Senin, 30 Mei 2011
    At: 15.10