Selasa, 03 Mei 2011

Bingkisan Untuk 9 Keping Hati

 FRIEND FOR EVER


Ini bukanlah sebuah puisi, prosa atau karya sastra lainnya. Aku hanya ingin berbagi kisahku yang terangkai dalam 9 keping hati. Yah...angka 9 adalah simbol. Angka 9 ikatan, Angka 9 adalah bagian kebahagiaanku. Angka 9 pula yang berperan dalam pencerah dalam langkahku.

Telah banyak kenangan yang ku jalani bersama semua teman-teman yang terikat dalam 9 keping hati. Dari kenangan yang teramat sederhana, hingga pertemanan yang menciptakan suasana haru bercampur sedih. Bahkan terkadang terbisik dalam hati bahwa kenangan ini sama sekali takkan pernah dan takkan dapat terlupakan. Dan akan terbawa di sepanjang perjalanan hidup kita masing-masing.

Dan sampai kapanpun aku tetap yakin bahwa kenangan-kenangan yang terbina selama hampir empat tahun lamanya, takkan pernah rapuh dalam suasana apapun. Takkan pernah lekang oleh waktu. Takkan pernah sirna di telan masa dan takkan pernah padam dari hantaman gelombang berdesau.

9 keping hati yang kerap mewarnai hari-hariku adalah sahabat-sahabat yang telah meronai hidupku dengan warna indah yang tak terlupakan. Terdapat banyak rangkaian yang terukir antara kita, ada senyum dan tawa yang tercipta karena mereka, meskipun terkadang terselip raut murung akibat mereka. Ada tangis membajiri pipi, hingga suasana mengharu biru. Namun, apapun yang terjadi, aku akan tetap bersyukur akan keberadaan mereka di sisiku. Mereka adalah bahagian hidupku.


Takkan lengkap hidupku

tanpa adanya mereka di sisiku.

Dalam pilu menyergap hati

Dalam perih menyayat kalbu

Dan dalam duka yang membuncah

Hanya hadirmu yang kunanti



Terimakasih teman...

karena kau memberiku ruang di hatimu

Terimakasih Rabb...

Karena Engkau mengizinkanku menjadi bahagian hidup mereka.


Rasanya baru kemarin aku mengenal Juli dan Ria yang cuek, bertemu Lona yang cerewet namun humoris, gabung ma Yoyon yang tomboy tapi imut, kenalan ma Sri yang ndut tapi lucu, Herna n Naumi yang cerdas and mandiri. Dan juga Triska yang sedikit angkuh namun satu-satunya yang telah berkeluarga di antara kami. Sungguh beruntungnya dia. Setidaknya dia lebih beruntung dariku...hehe

Sepertinya juga masih baru, kita lalui kebersamaan kita. Seru-seruan bareng di Kampus, Makan bareng, photo-photoan, bercanda gurau bareng, ejek-ejekan,marah-marahan, pukul-pukulan hingga terkadang tak terasa waktu berlalu secepat kilat mengahantarkan kita tuk berpisah sesaat menuju ke kediaman masing-masing dan dilanjutkan hari esok yang menanti.

Sungguh begitu indahnya kebersamaan ini. Lona alias Keong yang paling alergi sama yang namanya kamera sehingga tak jarang kami mencuri-curi waktu dan tempat untuk sekedar mengambil gambarnya, kalau ketahuan waduh, bisa-bisa dia marah banget tuh sampai-sampai berusaha ngerebut Hp kami and segera menghapus fotonya.

Sri yang alergi makan mie tapi merupakan makanan favoritnya. Hmmm...saking doyannya makan mie dia pernah mengalami sakit perut yana luaarr biasa hingga harus memanggil keluarganya untuk dibawa pulang. Lucunya kami harus membawanya ke salah satu rumah warga di dekat Kampus emang sih ia sudah dekat sama yang punya rumah. Tapi untung aja ia masih mampu berjalan sendiri, kalau nggak waduh meski bagaimana tuh membopong tubuhnya yang super duper guede alias ndut wkwkwk. Dan tahu nggak teman tanpa ia sadari ia jungking balik di tempat tidur disaksikan teman-teman kuliah bahkan cowok. Tak hanya itu dosen juga loh. Wah...fenomena tak terlupakan. Tapi untungnya ia dalam kondisi kurang sadar diri jadi nggak begitu malu hehe.



Yoyon si Kecot imut yang centil namun Friendly n terpopuler di Kampus. Wah...kalau yang ini nih paling bisa banget mengguncangkan dunia perkeluliahan. Jiaahh....bagaimana tidak dengan gaya centilnya itu tuh bisa menaruh perhatian banyak orang. Termasuk kaum Adam. Gadis kelahiran Madura namun berlogat Batak ini hobbinya Shoping. And setiap jalan sama dia tuh tak terlepas dari pandangan yang mengarah ke Accesories terutama Cincin. Pernah ketika ku jalan sama dia and didampingi teman-teman yang lain ia membeli cincin tiga sekaligus, waduh mau di pakai dimana aza tuh non...hihihi. Namun mahasiswi bertubuh mungil atau yang tak asing dipanggil Jojon ini sangat dikenal sama dosen-dosen tak tahu apa sebabnya tapi itulah realita.

Triska, kalau yang ini sih sebenarnya aku telah lama mengenalnya yaitu ketika kami duduk di bangku Aliyah. Kami sempat sekelas waktu kelas X dan menjalin sebuah persahabatan juga yang pada akhirnya renggang karena pribadinya yang sombong dan angkuh membuatku tak nyaman bersamanya. Wanita lulusan pesantren ketika duduk di bangku Tsanawiah ini termasuk karakter yang nakal, suka bolos sekolah sehingga ku menjauh darinya. Namun, tak hanya aku loh, teman-teman satu sekolahan juga banyak yang membencinya pada waktu itu. Hingga terkadang aku menyimpan rasa simpati padanya karena ketiadaan teman di sisinya. Namun kini kami dipertemukan kembali di Kampus and satu kelas lagi. Seseorang yang kami sapa Mom ini mampu melenakan orang dengan kata-kata pedas namun menggiurkan. Yah...kesombongannya dalam berucap kerap kali membuat orang sakit hati. Bagaimana tidak kata-kata yang berhamburan dari lidahnya kerap menjatuhkan orang. Namun terkadang dengan ketangkasannya bersilat lidah ia mampu menyulap orang menjadi pribadi yang lebih baik.

Juli, gadis berbadan tinggi n tegap layaknya bodyguard ini orang yang pertama kali menghiasi hidupku loh. Bagaimana ceritanya..?? yah...dia merupakan orang pertama yang ku kenal ketika menginjakkan kakiku di Kampus. Maka dari itu ia kuanggap teman terbaik dari yang terbaik..hehe. Dia juga orang pertama yang menginjakkan kakinya ke rumahku hanya jangka waktu pertemanan kurang lebih 1 bulan. Sedangkan aku baru-baru ini aza memasuki rumahnya setelah 3 tahun menjadi temannya. Hmm...maafkan aku kawan.

Nah ada lagi nih namanya Ria, dia adalah wanita cuek yang kurang perduli sama suatu hal yang kami anggap itu penting. Dia juga sering telat ke kampus tak ada bedanya sih sama Juli hehe. Namun, mereka punya alasan yang akurat yaitu lantaran rumah mereka jauh dari Kampus, dan aku bisa terima alasan mereka masing-masing. Ria juga teman pertama yang memasuki rumahku bersama Juli tentunya. Tapi jangan salah secara diam-diam Ria adalah sosok pribadi yang dewasa di antara yang lain.

Selanjutnya dua insan beragama Cristiani yaitu Naomi and Herna. Mereka adalah sepasang sejoli yang tak dapat terpisahkan walau hanya posisi duduk di kelas. Bahkan terkadang kami menyatakan mereka kembar. Kemana-mana selalu bersama. Namun jangan salah teman mereka punya karakter kuat loh. Cerdas and disiplin.


Nah tiba nih bagiku menceritakan diriku sendiri hehe. Aku sendiri yang kerap disapa Lelly atau sebahagian orang memanggil biring lantaran mengenakan nama belakang tuh. Mereka menganggap aku adalah satu-satunya gadis Jomblowati Sejati yang Pendiam alias Calm Girl and memiliki suara yang halus alias tak kedengaran.hahay. Sepertinya aku tak dapat melukiskan seberapa banyak kekurangan dan kelebihan pada diriku, biarlah mereka yang menilai pribadi secara menyeluruh.

Nah.. Itulah mereka, 9 keping hati yang berbeda karakter and sifat. Namun berpadu menjadi satu dalam sebuah jalinan persahabatan.

Tak jarang persahabatan kami menguras emosi dan air mata. Apalagi pribadiku yang lemah, gampang ngambek n gampang sakit hati. Terkadang sulit bagiku berbaur dengan mereka yang ngomong blak-blakan tanpa memikirkan perasaan orang lain. Yah...tapi itu dulu teman, kalau sekarang ku sudah dapat menerima kehadiran mereka, karena ku sudah memahami karakter mereka satu persatu. Yang cerewet, judes, kasar, keras kepala, egois, angkuh, humoris, pendiam and ngejengkelin berpadu menjadi segumpal HATI.

Keseluruhan di antara kami tak terlepas dari kerudung yang menutupi kepala kami dan juga yang berperan dalam sebuah Accesories Keislaman, terkecuali Naomi n Herna yang berbeda agama dengan kami. Namun itu semua bukan alasan bagi kami tuk mengasingkan mereka dari kami. Dengan perbedaan karakter, Ekonomi, dan Agama bukan alasan bagi kami tuk memalingkan wajah satu sama lain. Justru itulah yang merekat kami dalam ikatan Persahabatan. Itulah yang memadukan kami menjadi satu. Perbedaan yang ada adalah simbol bagi kami tuk tidak terlalu memilih teman. Karena bukankah ukhuwah harus terjalin pada siapapun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.






Menjamah sebuah persahabatan memang tak cukup hanya menggoreskannya pada lembar putih bersampul indah.

Sebab sebuah kata 'SAHABAT" menuntut sebentuk jalinan yang lahir dalam sebuah keikhlasan dan ketulusan untuk saling berbagi. Kata yang sangat berarti untuk sekedar menjadi pemanis dalam secarik pena. Dialah belahan jiwa yang selalu memberi ruang untuk mencurahkan segenap rasa, Menuangkan cerita dalam setumpuk asa dan menumpahkan segala kegalauan hati untuk saling memberi keyakinan. Dan aku ? Adalah orang yang sudah sepantasnya bahagia telah menemukan sahabat seperti kalian. Suatu hal yang takkan terhapus di sepanjang perjalanan hidupku.

Wahai 9 keping hati.....

Tak terasa waktu kebersamaan dengan kalian menjadi begitu singkat..

Takkan lama lagi waktu kebersamaan kita akan segera berakhir..

Meskipun begitu, aku bahagia kalian telah hadir di hidupku yang singkat..

Mengisahkan sejuta kisah kebersamaan nan indah

Meninggalkan sebuah ikatan persahabatan.



Wahai sahabat...

Keberadaanmu adalah kado tak terlupa

Kau telah memberikan bingkisan terindah dalam hidupku

Yah...bingkisan persahabatan

yang terdapat 9 keping hati di dalamnya



terima kasih untuk kisah yang tak akan terlupakan...

terima kasih untuk jalinan yang penuh warna



hanya ini yang bisa ku persembahkan ....

hanya ini yang bisa ku ungkapkan..

Demi satu nama yang tersemat di hati

SAHABAT

Add caption
 

Minggu, 01 Mei 2011

" Serangkaian Rindu Teruntuk Bunda "

By. Lelly Elfirza Sembiring

Kutuliskan rasa hatiku dalam sepucuk surat cinta yang bertintakan air samudera. Saat ia habis terkikis, aku belum dapat menyelesaikan kalimatnya. Tetapi walaupun begitu akan tetap kucurahkan setiap bait kata, sepenuh jiwa.

Bunda....tergenang air mataku
Terbayang akan wajahmu yang redup sayu
Sucinya kasihmu, lembutnya belaian tanganmu
Yang engkau hamparkan
Bagaikan lautan yang tak bertepi

Bunda...Kasih sayangmu yang tulus
Sungguh teramat berarti bagiku
Itulah harta terindah yang kau berikan padaku

Ya....Rabb penggenggam bumi yang kami tapaki
Ampunilah dosa-dosa Bunda
Yang telah melahirkan dan merawatku
Dengan kasih sayang yang tulus
Semoga Engkau bahagia di penginapan terakhirmu


Bunda...
         Ijinkanku mengabadikan sebait rasa cintaku padamu. Berharap ungkapan cintaku ini dapat mengobati lara di pundakmu. Sungguh tak mampu kulukiskan segala hal tentangmu, namun tak mungkin pula jikalau hasrat kecintaan hanya terpendam di dalam hati hingga membeku, tiada guna. Sunggguh aku tak tahu bagaimana tuk mengungkapkan segalanya agar pesan cintaku tersampaikan padamu. Tak mampu kumengukir kata-kata indah tuk kupersembahkan padamu. Tak mampu pula ku mengutarakan dalam lisan bahwa aku mencintaimu. Karena bibirku kerap kali kelu ketika ingin berucap kata itu.

Bunda…
        Kasih sayangmu yang tulus takkan pernah terbalaskan olehku. Hanya lantunan do'a-do'aku yang tulus yang kan kuhadiahkan padamu, Bunda. Kaulah sebutan terindah yang keluar dari bibirku, anakmu. Kaulah kata tersejuk yang tertanam dalam istana hatiku. Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa. Kaulah sosok terindah dalam hidupku, penghias jiwaku. Penegas hati dikala lara, impian dalam setiap hela nafasku, rujukan dikala nista. Engkau merupakan mata air cinta yang takkan pernah keruh sampai kapanpun. Cintamu akan tetap terus mengalir menemani kerinduanku.

Bunda...
      Masih abadi dalam ingatanku saat aku merepotkanmu atas segala kebutuhan. Namun tak pernah sekalipun kau mengeluh ataupun menolak atas segala harapku. Dengan senyuman kau selalu berupaya memenuhi segala inginku. Masih terpatri dalam memoriku saat aku menangisi kegagalanku di pelukanmu. Meratapi segala angan yang selalu berakhir dengan kegagalan. Bahkan hingga detik ini pun aku belum dapat mempersembahkan sebuah kata “sukses” di hadapanmu.

Bunda....
        Teringat aku ketika kau terbaring lemah di pembaringanmu. Saat sakit mendera tubuhmu hingga kakimu pun seolah tak berfungsi karena tak mampu kau jejakkan kakimu. Entah mengapa, namun semua berada di atas kehendakNya. Di saat itu, aku yang lemah tak mampu menatapmu yang terbaring lemah tak berdaya. Namun sebuah keegoan masih saja meraja dalam diri, berkecamuk di dalam dada. hingga tak dapat kumerawatmu dengan keikhlasan sepenuh hati. Mengeluh kerap kali menjulang tinggi di peraduan hati. Hingga sebuah sesal kini kudapati tatkala kepergianmu menyisakan sejuta kerinduan di kalbuku. Kini seulas senyuman pun tak lagi dapat kulihat tersungging di bibirmu. Sebuah canda ria pun takkan pernah kutemui lagi. Hanya gundukan tanah dan batu nisan yang tegak bertuliskan namamu yang hanya dapat kupandangi.

Bunda...
         Sebuah cita yang sedari dulu ingin kupersembahkan demi menggapai senyummu hingga kini belum dapat kuberikan padamu. Bahkan ketika aku harus kehilanganmu. Andai kau tahu bunda saat ini cita itu takkan lama lagi kudekap. Namun apalah arti sebuah kata “sarjana” bila kau tak lagi berada di sisiku. Kini kau telah berada di pernginapan terakhirmu, hingga tak kujumpai lagi dirimu.

Bunda…
       Andai waktu dapat terulang, ingin rasanya aku mendekapmu kembali dalam pelukan hangat cintaku. Namun kini realita berkata lain, kau telah meninggalkanku dalam sepi hingga takkan pernah kutatap wajahmu lagi. Lirih hati ini menyebut namamu yang syahdu. Tak mampu kutorehkan segala hasrat kerinduanku padamu. Andai saja kudapat mempersembahkan kerinduanku ini padamu. Inginku kubasuh lukamu yang telah tenggelam bersama jasadmu yang telah terkubur. Sungguh, ingin aku mencium kakimu untuk menghapus segala dosaku yang telah menggunung. Ingin kudekap tubuhmu erat dan berucap “ ibu, aku mencintaimu”.

Bunda…
       Sungguh tak pernah terbayang olehku saat aku harus kehilanganmu, saat kau pergi meninggalkanku. Kini, aku merasa kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa merestui segala jejak langkahku dalam menghadapi kerasnya dunia. Sungguh di relung hati ini hanya ada satu nama yang terukir syahdu dan sejati "Bunda" Dan satu harap yang terus terpatri di relung hatiku “ Semoga Allah akan menyatukan hati kita kembali di surgaNya, kelak ", Amin. Kini hanya lantunan do’a yang akan terus terangkai indah untukmu dengan segenap ketulusan hati. Salam rinduku selalu atasmu, Bunda. I Love You

Ketika Lukisan Cinta Tak Terjamah Asa

By. Lelly Elfirza Sembiring

Masih terpatri dalam ingatan bagaimana awal aku bertemu dengannya. Bayang wajahnya pun masih saja menghampiriku dalam angan tiada pasti. Rasa yang tersemat di hati mungkin salah satu sebab yang membawa anganku melambung tinggi demi mengarungi sekelumit asa. Angan yang dulu menjulang tinggi bahkan hingga sekarang masih menghiasi hatiku demi sekeping hati yang kuharap akan menjadi imamku kelak. Ada sejumput rasa yang masih terus mengalir deras di hati. Hanya mampu menanti jawaban pasti dariNya. Karena sesungguhnya Dialah Maha Mengetahui atas harap pada sebuah nama yang telah terpahat di hatiku.

Bermula dari kampus kami dipertemukan olehNya. Awal yang bermula tiada rasa menyelinap di hati ketika menatap wajahmu yang memang rupawan, bahkan sekedar mengaguminya pun tidak. Mungkin karena aku yang memang susah jatuh cinta atau mungkin karena aku yang belum begitu mengenalnya, entahlah. Melihat sosoknya yang sedikit pendiam dan jarang bergabung dengan teman-teman lain membuatku menilai dirinya adalah pria yang sombong dan angkuh hingga tak mau berteman dengan yang tidak selavel dengannya.

Menginjak usia setahun bersatunya kami pada kelas yang sama, ada sesuatu yang berbeda darinya, ia berubah. ia tampak lebih friendly, tak sediam sebelumnya, ia mulai melihatkan sikap keramah tamahannya pada setiap orang termasuk diriku. Aku pun mulai mengaguminya, hingga timbullah benih-benih cinta padanya. Aku mulai dekat dengannya walau kedekatanku tak seperti kedekatannya terhadap teman-teman wanita lainnya di kelas. Setidaknya ia mulai bisa menebarkan senyumnya yang tak pernah kulihat selama setahun mengenalnya.

Aku adalah wanita yang cukup sulit jatuh cinta. Untuk berteman dekat dengan lelaki pun tak mudah bagiku, lidahku kerap kali kelu setiap kali hendak memulai pembicaraan atau sekedar menyapanya. Yah aku hanya mampu tersenyum setiap kali beradu pandang dengannya. Sungguh getar-getar rasa yang telah lama tak kurasakan lagi setelah patah hati yang pernah menjeratku pada jurang trauma pada cinta pertama beberapa tahun silam, aku jera jatuh cinta lagi.

Kini, aku mulai membuka pintu hatiku kembali setelah sekian lama tertutup, tentu saja untuknya. Cinlok alias Cinta Lokasi, mungkin ini yang tengah kurasa. Menatap sosok lelaki yang tampan dan gagah, hati wanita mana yang tak tergoda. Namun jauh di lubuk hati yang terdalam bukanlah itu hal utama yang menjerat hatiku. Kecerdasannya, kesalihannya serta sikapnya yang cool tanpa dibumbui hisapan rokok itu yang memikatku. Sesuai dengan idaman hatiku, walau kusadari bahwa tak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanyalah milikNya.

Sikapnya yang berbeda terhadapku membuat hatiku terpikat. Kesantunan tutur katanya selalu menjerat hatiku. Belum lagi tingkahnya di hadapanku yang sesekali seperti seseorang yang tengah caper alias cari perhatian, atau sekedar curi-curi pandang. Belum lagi senyumnya yang bersahaja selalu mampu menaklukkan sekeping hati ini. Hingga muncul seuntai angan di relung hatiku. Berharap ia adalah soulmate-ku yang telah ditetapkanNya. Lelaki yang akan menjadi imamku, kelak. Dengan dipertemukannya aku di kampus dan kelas yang sama pula.

Anehnya, setiap ada tugas kelompok kami selalu berada pada kelompok yang sama, hingga muncul celotehan sebahagian temanku

“Aneh, kalian kok selalu satu kelompok ya, jangan-jangan jodoh nih.” ujar mereka sambil menggodaku

Aku hanya mengaminkan omongan mereka dalam hati.

Sungguh indah pertemanan yang kulalui bersamanya. Semakin hari aku semakin dekat dengannya. Walau terkadang aku tersadar dari khayalku, bahwa aku tak pantas mengalaminya. VMJ ( Virus Merah Jambu ) telah menaburkan angan pada gejolak hati. Ah..aku tak boleh mengalaminya mengingat peranku sebagai seorang aktivis dakwah. Hingga kucoba tuk menghapus jejaknya di hatiku. Setahun dua tahun tak jua mampu menghapus jejaknya di hatiku hingga pada akhirnya ia mengetahui akan isi hatiku. Dengan santun tutur katanya ia berucap :

“Aku mencintaimu karenaNya maka dari itu aku tak mau menodai sucinya hakikat cinta. Aku tak ingin memulai hubungan ini dengan pacaran. karena itu tak dibenarkan dalam islam. Semoga suatu saat kita disatukan pada darmaga ta’arruf yang akan menyatukan hati kita pada jamuan cintaNya.”

Sungguh ucapannya membuat hatiku semakin terpana. Sungguh, lelaki yang memiliki pondasi agama yang cukup kuat, itulah salah satu hal istimewa yang dimilikinya. Memang, tak salah kutujukan hati ini padanya.

Beberapa bulan kemudian terdengar kabar dari seorang teman bahwa ia telah menjalin hubungan dengan seorang gadis. Hingga kuberanikan diri bertanya. Hanya jawaban melalui pesan singkat yang ia beri.

“Maaf kita hanya akan menjadi teman, selalu dan selamanya.”

Aku terdiam mencoba menahan tangis tatkala membaca sms darinya. Meskipun gemuruh hatiku tak terbendung hingga gerimis menghujani kalbu, pilu menyergap hati. Ribuan tanya terlintas dalam benakku, mengapa selama ini sikapnya seolah memberi sejuta harapan padaku? Dan mengapa janji dan harapmu yang dulu terucap pada lisanmu kau ingkari seketika?

Dalam serpihan hati yang tersayat luka kucoba mengubur angan penuh duri. Mencoba menata hatiku kembali untuk melupakan segenap asa yang pernah tumbuh di hati. Meskipun sulit karena luka masih saja membekas di hati, untuk kedua kalinya aku terjerat pada kata dusta dengan pengkhianatan.

Sebagai insan bernyawa tentu memiliki belahan jiwa menjadi hal yang diimpikan setiap orang. Meskipun soulmate yang kuharap tak terjamah pada sekeping hati yang lara. Tetap kucoba menuai do’a penuh ikhlas demi bahagianya. Aku yakin bahwa jodohku telah ditetapkanNya jauh sebelum ruh menjadi penggerak tubuh ini. Mungkin bukan dia tapi seseorang yang masih dirahasiakanNya. Bermodal keyakinan yang kokoh atas bentang keagunganNya, kucoba menuai keikhlasan demi menjamah cintaNya.Karena hanya cintaNya yang akan abadi tanpa pengkhianatan.Sungguh, tiada cinta yang kekal selain cintaNya.