Senin, 11 April 2011

"Menuju Kemenangan Hidup"

Buah Karya :Lelly Elfirza Sembiring

        Hidup memang tak pernah sejalan dengan apa yang kita impikan. Banyak krikil cadas yang akan terus hadir menghalangi langkah kita. Tak sedikit pula aral lintang menghadang jalan kita untuk mencapai puncak kesuksesan. Sehingga banyak di antara kita yang mengeluh atas segala hal yang menghalangi angan dan mimpi tersebut. Bahkan tak sedikit pula yang putus asa hingga tak ada lagi semangat untuk berusaha mewujudkan impian yang telah terukir sejak lama.

       Begitulah hidup, jikalau ada seseorang di dunia ini yang hidupnya senang dan diberi kemudahan terus-menerus tanpa pernah mengalami masalah dan kesulitan satu kalipun maka ia bagaikan hidup di surga. Di mana setiap keinginan akan terpenuhi tanpa ada tantangan dan hambatan sedikit pun. Alangkah senangnya... ! Namun di dunia ini sepertinya jarang atau bahkan tidak ada sama sekali hal demikian. Semua yang kita inginkan akan kita dapatkan jikalau kita mau berbuat sesuatu dan melakukan pengorbanan untuk menggapainya.

       Menuju Kemenangan Hidup, tentu harus melewati tahapan-tahapan yang membutuhkan ikhtiar dan do'a. Jikalau kita hanya berdiam diri saja tanpa melakukan usaha, mungkinkah kita mencapai kemenangan hidup? Oh..tentu tidak, semua membutuhkan proses, sebagaimana seorang bayi yang lahir di dunia ia membutuhkan proses dan tahapan-tahapan untuk mencapai kedewasaan. Bukan dalam waktu singkat tetapi membutuhkan waktu bertahun-tahun dengan pengorbanan yang begitu berat. Seperti ketika sang bayi berusaha untuk belajar berjalan ia sering terjatuh bahkan terluka. Namun ia tak pernah putus asa ataupun mengeluh, ia tetap berusaha agar dapat berjalan layaknya orang-orang di sekitarnya. Tanpa kenal peluh ia lakukan segala cara agar dapat berjalan sempurna. Lalu kita, usaha apa yang telah kita lakukan demi mencapai angan kita? Usaha apa yang telah melahirkan impian kita? Sepertinya hanya sedikit orang-orang yang mau berusaha untuk mewujudkan impiannya. Mereka ataupun mungkin kita hanya bisa berkhayal dan bermimpi untuk mencapai impian kita, namun usaha tiada sedikit pun.

       Maka sesungguhnya untuk menuju kemenangan hakiki haruslah dengan usaha dan tetap berserah diri atas apapun keputusanNya kelak. Niscaya hal itu akan mengikrarkan hati kita untuk teguh dalam mewujudkan mimpi kita. Karena mimpi adalah satu hal yang terangkai indah dengan angan dan harapan yang harus diwujudkan dengan ikhtiar dan do'a. Meskipun terkadang terasa pahit bila impian tak kunjung hadir meski usaha telah kita lakoni. Namun jangan berkecil hati, bisa jadi itu disebabkan karena tak seimbangnya keinginan dan tindakan. Sesungguhnya kesuksesan bukanlah berada di alam angan, namun di alam tindakan.

       Hidup memang berawal dari mimpi, namun bukan dengan khayalan tanpa usaha. Karena usaha yang mendukung pencapaian kesuksesan atau kemenangan. Dan Allah menciptakan semua ini begitu nyata, sehingga dapat dengan mudah kita raih namun membutuhkan usaha, dan kesabaran dalam menitinya.

      Impian dan harapan selalu dibutuhkan seseorang untuk menghidupkan kehidupan, maka biarlah ia membakar semangat, melajukan setiap pemahaman hidup dengan langkah dan bidang geraknya. Jangan pernah terhenti bila impian dan harapan itu belum terjamah oleh raga. Maka satukan tekad dan semangat untuk mencapai tujuan.


Tiada kesuksesan tanpa adanya usaha, 

         Berat memang untuk berusaha mewujudkan mimpi menjadi nyata. Seperti halnya diriku yang harus jatuh bangun untuk mencapai kemenangan hakiki. Namun hingga kini belum tampak tanda-tanda kemenangan itu. Hanya do’a yang terus mencoba menghibur hati. Dan hanya usaha yang harus dilalui dengan semangat dan sabar. Walau tak jarang lelah dan peluhku menjadikanku sosok yang lemah dan putus asa.

       Aku adalah wanita yang terlahir dari keluarga yang tak paham akan agama. Namun orang tuaku selalu menuntun,mengajariku bahkan terus mendukungku untuk kegiatan yang islami. Termasuk keaktifanku di LDK (lembaga Dakwah Kampus ) yang menuntutku untuk aktif dan jarang berada di rumah dikarenakan kegiatan-kegiatan yang harus kulalui dalam organisasi tersebut.

        Namun, belum lama aku bergelut di bangku kuliah dan LDK, tiba-tiba saja langkahku seolah terhalang akan derita ibunda yang mengalami sakit. Penyakit yang belum diketahui apa penyebabnya yang membuatnya tak mampu berjalan. Hal itu membuat semangatku sempat goyah, karena harus meniti segalanya sendiri dan mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Memasak, mencuci, menyapu, mengepel dan semua pekerjaan rumah harus aku yang mengerjakan sendiri layaknya seorang ibu rumah tangga. Aku semakin direpotkan akan segala rutinitas yang sempat menjatuhkan semangatku mengejar mimpi. Bahkan terkadang aku merasa penyakit ibunda telah menghambat tujuanku untuk meraih mimpi. Namun segera kutepis, dan mencoba meyakinkan diri bahwa semua itu sudah kehendak Illahi yang tak boleh kubantah. Aku mencoba mengambil sisi positifnya, kalau saja ibunda tidak sakit maka aku tak mampu menyelesaikan pekerjaan rumah termasuk memasak dan sejenisnya. Dan tanpa ujian itu aku takkan mungkin menjadi seorang gadis yang terus kekeh menjamah mimpi. Karena dengan beliau sakit aku terus berusaha untuk melihat senyuman tersungging dari bibirnya dengan usahaku mencapai impianku. Karena selama beliau sakit jarang sekali aku melihat senyumannya. Sehingga ingin rasanya kupersembahkan sebuah kata “sukses” di hadapan beliau. Walau sampai Allah menjemputnya pun belum juga sempat kupersembahkan.

       Namun hal itu tidak mematahkan semangatku meraih kemenangan. Aku mencoba tetap kukuh pada pendirianku untuk mengejar mimpi demi terwujudnya kemenangan hidup. Aku jadikan segala cobaan dan rintangan itu adalah ujian menuju kemenangan dan kesuksesan. Akan kujadikan segala rintangan itu menjadi kekuatan untuk menggapai segala angan dan impian yang kan kudekap suatu hari nanti. Aku ingin melihat almarhumah ibunda tersenyum di surgaNya karena kemenanganku melewati segala ujian dalam kehidupan. Sungguh lelah memang menjalani semua ujian itu. Tetapi aku takkan menyerah sebelum impian itu kugenggam erat, seerat dekapan ibunda. Sehingga alamarhumah ibunda terlihat bangga padaku, anaknya. Akan kuarungi penatnya kehidupan duniawi demi kebahagiaanya dan demi mencapai keridhaanNya.

       Ternyata karena menghadapi kesulitan, pribadiku menjadi lebih kuat, sabar dan tegar. Jadi, jangan berpikir bahwa dengan banyaknya kesulitan yang mendera membuat kita menganggap Allah tidak sayang kepada kita, atau Allah tidak adil pada kita. Namun, justru sebaliknya, Allah sedang memberi kita banyak pelajaran melalui praktek langsung di 'universitas kehidupan' agar kita menjadi pribadi yang tangguh dan bijak. So, bukankah akan lebih baik jika kita menganggap hidup ini adalah hidup yang indah dan menyenangkan walau apa pun jua yang sedang terjadi. Hidup adalah karunia terindah dan teragung dari Sang Pencipta Alam. Jangan biarkan diri bersedih hanya karena sebuah kesulitan. Jangan biarkan pula mimpi terindah terkubur hanya karena sedikit kesulitan yang sesungguhnya ada jalan keluarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar