Sebuah Persembahan Cinta Untuk Sahabat Terkasih
"Danney Dunis" Cepat Sembuh ya, Kawan...?!"
Oleh. Nurlaili Sembiring
Beberapa waktu belakang ini ada desir rasa mendera kalbu. Menjeratku pada hal yang tak mampu kumaknai. Setiap kali kulabuhkan mataku pada satu titik, tak lagi kutemui hadirmu di sana. Setiap kali kulirik beranda di sudut kanan bawah tak ada lagi namamu singgah yang menandakan kau tengah online. Tiada lagi hari-hari kebersamaan kita yang kerap kita lalui dengan canda tawa, sharing dan bercurhat ria bersama. Lalu kemanakah gerangan dirimu, Kawan? Adakah yang mampu menjawab sekelebat tanya yang singgah di kalbuku. Rasa rinduku mengalun syahdu seirama detak jantungku yang berdetak. Apakah yang tengah menderaku, entahlah. Hanya sang waktu yang mampu menjawab setiap rasa yang mengalir.
***
Selintas aku teringat saat terakhir kali kita chatting. Kita berdiskusi akan hal yang sangat penting demi mewujudkan mimpi kita bersama. Di akhir perbincangan kau menjanjikan sesuatu untukku demi kesuksesan suatu hal yang masih menjadi rahasia kita bersama tepatnya berlima. Ya...lima sekawan, Kau, Aku dan 3 teman lainnya yang tak ingin kusebutkan namanya. Sebab kuingin semua ini masih tetap menjadi rahasia kita bersama sampai pada masanya ketika sebuah kejutan akan kita hadiahkan kepada para sahabat dan sanak saudara kita.
Keesokan harinya sapa seorang teman mengejutkanku. Ketika rasa bahagia atas mimpi baru yang ingin kudekap indah tengah merekah, suatu kabar yang ia sampaikan membawaku pada denting lara.
" Mbak Danney sakit, so dia tidak bisa memenuhi janjinya. Kalau berkenan mbak aja yang menyelesaikannya sendiri" pesan singkat yang singgah di wall-ku
Seketika lirih hatiku berucap "Masya Allah, Danney sakit? sakit apa? baru kemarin aku chatting dengannya"
Dalam denting rasa khawatir yang membuncah kucoba tenangkan hatiku. Mencoba memaknai setiap rasa yang hadir. Sungguh manusia memang tak mampu meraba apa yang akan terjadi bahkan sedetik kemudian.
Cinta, itukah yang tengah menjeratku. Tetapi mungkinkah sebuah cinta dapat hadir pada seseorang yang belum diketahui wujud aslinya ??? Hingga di bulan ke-6 aku terikat pertemanan dengannya melalui situs jejaring sosial facebook aku hanya dapat menatap wajahnya di balik layar monitor. Hanya bisa menatap fotonya yang hanya berjumlah minimal. Namun kucoba tuk tetap menerjemahkan rasa. Cinta karena seiman, itulah yang membuat nadiku seolah berjalan seiringan dengannya. Cinta atas sebuah jalinan ukhuwah memang tiada duanya. Tak memandang dari segi wajah dan rupa, tak memandang status maupun materi.
Duhai sahabat, maafkanku yang telat mengetahui akan sakit yang kau derita. Kawan semacam apa aku yang tak mengetahui akan hal itu. Seketika sebuah sesal mendera batinku. Sesal karena nomor hape-mu pun belum ku-save, padahal kau pernah memberikannya padaku. Disebabkan handphone-ku yang beberapa waktu lalu hilang, aku selalu mengabaikan no HP teman-temanku. Sebab percuma aku save bila aku tak dapat menghubungi mereka. Begitupun ketika teman meminta no HP-ku, aku seperti enggan memberinya sebab aku takut ia kecewa ketika menghubungi nomorku, tidak aktif. Sebab, untuk saat ini aku hanya dapat mengecek sesekali kartuku pada kesempatan yang ada. Aku selalu berpikir, bahwa dengan adanya jejaring sosial aku masih dapat terhubung dengan teman-temanku. Namun ternyata aku salah, HP_ juga sangat penting untuk menjalinan sebuah hubungan dengan orang lain. Ah...semoga atas rejeki yang dilimpahkanNya, aku dapat memiliki handphone lagi agar bisa terhubung dengan teman-teman dan saudara-saudaraku di luar sana. Amin.
Kawan, inginku kusampaikan doa tulus padamu, namun untuk saat ini aku hanya mampu mengadu padaNya, agar sebuah kesembuhan kan diberikanNya untukmu. Cepat sembuh ya, Kawan...?!
Aku masih ingin menuntut janjimu, oh...bukan..., bukan janjimu melainkan aku yang memintanya yakni membuatkanku cerpen yang telah ku-request beberapa waktu lalu. Namun aku tak mau memaksakanmu bila kau tak dapat memenuhinya. Dan aku juga tak ingin mengikatmu pada janji yang kemudian akan membuatmu hutang janji denganku. Aku hanya ingin kau dapat menggoreskan pena lagi. Cepat sembuh ya, Sayang..." ^_^
========================================
Rasa lain yang juga kurasakan saat ini, aku tak dapat terhubung dengan kakak angkatku. Sudah ada seminggu ia tidak online. Padahal sebelumnya obrolannya selalu aktif menggunakan e-buddy. Khawatir juga aku dibuatnya terlebih ketika aku membaca statusnya yang sepertinya tengah terjerat suatu masalah. Sahabatnya yang sering terlihat online pun tak pernah kulihat lagi. Ada apa denganmu, Kak..??? Semoga kau baik-baik saja. Lirih do'aku atas nama adikmu akan terus mengalir dalam batinku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar