Rabu, 12 September 2012

Asa Kelam

Hari ini, mungkin tahun ke sekian dimana aku mencoba menghapus bayang-bayangmu.  Tak sedikitpun dalam benakku mencoba mengabadikan segala hal tentangmu. Hanya saja, semua di luar kendaliku.
Kau sosok lelaki yang telah mencuri sebahagian waktuku. Lelaki yang dengan kerlipan matamu, aku merasa anganku melambung tinggi di atas awan. Lelaki yang dengan senyumnya yang menawan, sedih dan gundahku seketika itu pula lenyap. Lelaki dengan paras tampan dan kecerdasan yang lumayan telah membuatku tak mampu berucap sepenggal kalimat pun di hadapannya.

Terkadang ada tanya terselip di kalbu. Mengapa dari sebegitu banyak lelaki yang kukenal, pada sosokmu lah hatiku tertuju. Seorang lelaki yang menganggapku hanya sebatas teman, tak lebih. Seorang lelaki yang mungkin tak pernah menganggapku ada di hidupnya.
Mungkin aku hanyalah seorang wanita yang masih belajar mengartikan cinta. Sedikitpun aku tak pernah menyangka bila hatiku memilihmu. Padahal kutahu, sedikitpun waktumu tak pernah ada untukku, sedang aku selalu menghabiskan waktuku sekedar ingin tahu kabar tentangmu.Aku bahkan rela menghabiskan waktuku sekedar menanti hadirmu.Menantimu untuk sebuah kepastian rasa. Meski hingga kini, tiada kepastian darimu.

Sering kali aku mencoba berpaling darimu, mencari sosok lain yang lebih pantas untuk dicintai. Tapi takdir seolah tak merestuiku. Apa hebatnya dirimu yang terus saja menempati ruang istimewa di hatiku.

Hari ini, kucoba menguatkan tekadku. Tekad demi menghapus segala kenangan tentangmu. Tak pantas rasanya namamu terlalu lama bersemayam di kalbuku. Sebab akan ada hati yang terluka. Dan aku, aku bukanlah seorang wanita yang bahagia di atas kesakitan orang lain. Maka, mulai hari ini, kuhapus namamu dari dasar hatiku. Berharap namamu takkan lagi muncul dalam daftar cintaku. Sepenuhnya akan kuhapus tentangmu.

 Mungkin aku terlalu bodoh dalam mengartikan cinta. Kelemahlembutan yang kau tawarkan, senyuman termanis yang kau hadiahkan, dukungan positif yang terus kau hamparkan nyatanya hanya fiktif belaka. Bodohnya aku yang begitu cepat memaknai semuanya sebagai pembuktian cinta. Andai semua tak pernah ada, mungkin cinta pun tak pernah bersemi.

Terkadang aku menyesali perjumpaan kita. Mengapa perjumpaan ini meninggalkan perih hati. Namun terkadang aku bahagia dengan perjumpaan ini. Sebab aku banyak belajar dari setiap peristiwa yang kualami. Termasuk belajar untuk lebih hati-hati dalam menempatkan hati. Belajar untuk memaknai tatapan dan sikap seseorang. Jangan mudah terbuai akan sikap kelemahlembutan yang ditawarkan oleh setiap lawan jenis. Sebab semua tak berkepastian.

Hari ini, kututup segala lembaran kelam masa lalu. Kujadikan ini pelajaran paling berarti. Mungkin inilah jalan terbaik yang mesti kutempuh. Skenario Tuhan tak inginkan kita menyatu dalam ikatan cinta. Meski serpihan lara yang tertumpuk dalam jiwa tak jua sirna. Aku kan coba bertahan dalam sebentuk keikhlasan.
Kulepaskan kau dari hatiku menuju hati yang kau tuju. Kan kukenang kau sebagai catatan kisah yang tak terlupakan. Kutempatkan kau dalam draft love storis agar tak terbaca oleh siapapun. Cukup aku, kau dan Tuhan yang tahu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar