Menjelang Maghrib ...
Sepi merengkuh raga. Dalam sendiriku dengan menghadapi
setumpuk pakaian yang sedang kurapikan, ada rasa yang berbeda
menghampiri jiwa. Rasa yang tak biasa namun sering kualami.
Kangen ... hanya itu. Kangen akan keberadaan almarhumah Ibunda yang
telah kembali ke pangkuanNya. Dalam diam kutatap sekelilingku, berharap
ada bayangnya di sana. Namun sayang, semua hanyalah harap yang takkan
mungkin kudekap. Alamku telah berbeda dengannya bagaimana mungkin aku
bisa bertemu dengannya di dunia ini.
Saatku tersadar, ternyata setitik air bening telah jatuh
membasahi pipi. Tak mampu menahan tangis. Rasanya ingin kulampiaskan
rasa kehilangan dan kerinduanku ke kasur empuk, mendekap bantal dan
kuhamburkan air mataku di sana. Namun kembali aku tersadar, percuma saja
kutangisi, sebab tangisku hanya akan membuatnya sedih di alam sana.
Dalam lirih, do'a tulusku mengalun syahdu dalam kalbu.
Sebab permintaan ampun dan doa seorang anak yang shalih bisa
bermanfaat bagi orang tuanya, sebagaimana yang dijanjikan Allah dalam
hadits bahwa Allah akan mengangkat derajat kedua orang tua apabila
anaknya sudi memintakan ampun untuk mereka. Jadi bukan berarti seorang
anak tidak dapat mengerjakan birrul walidain ketika kedua orang tuanya
telah tiada, akan tetapi berbuat baik kepada kedua orang tua tidak
terbatas hanya dalam masa hidupnya, tapi bisa juga setelah
ketiadaannya. Di antara hal tersebut adalah dengan mendoakannya, memintakan ampun baginya. Ini termasuk amalan yang dilakukan seorang anak dan memberikan manfaat bagi orang tuanya.
Dan mendoakan mereka bukan hanya melalui lisan kita, tapi
bisa juga dengan cara meminta kepada orang yang shalih supaya mendoakan
kebaikan, hidayah dan petunjuk bagi kedua orang tua kita. Usaha
maksimal harus ditempuh oleh seorang anak yang berbakti untuk kebaikan
dan keshalihan bapak ibunya.
maghrib menyapa ...
Kusucikan diriku dengan berwudhu dan kutunaikan shalat
maghrib. Kukerjakan dengan lebih khusyuk dari biasanya sampai tahiyat
akhir. Dalam do'a seusai shalat kembali air mataku jatuh saat
kusenandungkan do'a untuk bunda tercinta, tapi kali ini lebih deras dari
sebelumnya.Ya...Allah sampai kapan kerinduan ini mendekapku? Bagaimana
keadaannya di sisiMu? Ya Rabb...jagalah selalu dirinya seluas
penjagaanMu.
Ibu ...
Meskipun keberadaanmu tak lagi ada di dunia
Namun kasihmu masih terasa mengalir dalam darahku
Sayangmu masih membekas dalam raga ini
Takkan tergantikan
Ibu ...
Meski kini telah ada pengganti sosokmu di rumah mungil kita
Namun tebaran cinta nan ia suguhkan
Tak sehangat cinta nan kau persembahkan
Tak tertandingi
Ibu ...
Kaulah segalanya bagiku
Tak akan ada nan mampu menggantikan sosokmu
Secantik dan sebaik apapun ia
Karena cintamu akan terus terpatri dalam hati ini
Ibu ...
Takkan ada nan mampu menandingi
Tulus cinta dan sayang nan kau beri
Sebab kasihmu tak berhujung
Dan tak bersekat
Ruang Inspirasi, 13 September 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar