Sekian lama sudah kita berpisah.
Dan kutahu kini engkau tak sendiri lagi. Sedang aku masih mengeja waktu, kapan hari itu kan tiba. Hari yang menjadi
sejarah hidup dalam penyatuan dua hati. Aku masih mengeja huruf demi huruf yang
membentuk sebuah nama yang mungkin saja akan mengisi relung hatiku di masa yang
telah ditetapkanNya. Meski hingga kini kepastian nama itu belum jua kutemukan.
Terkadang saat aku mencoba
mengeja huruf demi huruf dalam abjad, terbentuklah namamu. Entah sebab apa, aku
tak tahu. Mungkinkah rindu akan sosokmu masih saja menggenapi ruang kalbuku.
Meski kutahu rindu ini terlarang untukmu. Tak sepantasnya aku merindukanmu.
Sebab rinduku hanya akan melukai hati seseorang yang kini menempati ruang
istimewa di hatimu.
Tak perlu engkau tahu rasa
rindu ini. Saat bahagia telah membelaimu dengan lembut. Saat senyum tersungging
begitu indah, atas nama ‘CINTA’. Dan aku tak ingin merusak kebahagiaanmu. Aku
tak ingin menjadi perusuh atas sebentuk ikatan yang dijalin begitu manis dan
damai. Meski jujur kukatakan, aku sangat merindukanmu...
Memang tak pantas mengkhayal
tentangmu. Sebab kau tak lagi seperti yang dulu. Kendati berat kurasakan, biarkan kuhadang
rinduku yang terlarang. Cukuplah hati yang mengisyaratkan rindu. Tak perlu
orang lain tahu akan rindu yang membelenggu kalbu. Biarkan kupendam saja rindu
ini hingga terbenam dan musnah seiring waktu yang melesat cepat.
Terlarang sudah rinduku padamu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar