Sabtu, 12 Januari 2013

RAHASIA SANG PEMIMPI


RAHASIA  SANG PEMIMPI
(Sebuah Pembelajaran Hidup)

Menjelang Senja...
Sesaat lagi senja kan menyapa bumi, menebarkan rona jingganya nan selalu kunanti. Ntah mengapa belakang ini aku sangat menyukai senja, ia selalu kurindu. Menjelang Senja ini, panas mentari terasa kian menggigit, lelah raga selama seharian beraktifitas kian terasa di badan. Kekesalan dan amarah di hati pun acap kali bergemuruh di hati. Hal ini terkadang sempat menumbuhkan kebencian kepadaNya yang telah menciptakan mentari hingga memberi suasana yang begitu panas. Astagfirullah.

Sesekali, semilir angin meniupkan kerudung merah muda yang kukenakan. Bagai dimanja sentuhan lembut itu membelai ragaku. Tiupan angin telah mendinginkan suasana hatiku yang tadinya memanas. Ah... manusia, "nikmat Tuhan kamu yang mana lagi yang kau dustakan." Cinta Sang illah begitu luas,i Ia tumpahkan panas mentari namun Ia dinginkan pula dengan tiupan angin nan berhembus.Menuju senja, aku teringat akan perbincanganku dengan abangku pagi tadi, tentang mimpi.Sebagai manusia, tentu tak pernah luput dari kata "mimpi". Mimpi adalah penghias hari yang terlewat. Tak seorang pun manusia yang tak punya mimpi dalam hidupnya. Namun hanya sedikit yang benar-benar berupaya mewujudkan mimpinya. Bila pun ada yang tak punya mimpi, ia adalah orang yang merugi. Bagaimana tidak? sebab mimpi adalah kunci keberhasilan. Berawal dari mimpi kita akan memahami hakikat hidup yang sesungguhnya. Bahwa hidup memang harus berselimut "MIMPI". Begitupun aku, aku memiliki mimpi yang ingin kuraih. Abangku? Ia juga memiliki mimpi.

Selasa, 01 Januari 2013

Sekat Sebuah Cinta




Rinduku tertawan pada sebentuk nama
Dalam ketakpastian rasa kucoba membenamkan nama itu
Agar tak terukir kian dalam
Biarlah nama itu kuselipkan dalam hati saja
Tak pantas rasanya menambatkan namanya di dalam kalbu
Mengingat ada hal yang (belum) tak mungkin menyatukan
Hanya kepastian dariNya-lah yang mampu
menguak lintasan takdir yang masih menjadi misteri
Masih banyak yang mesti disemai untuk menjaga benih-benih kesabaran 
agar tumbuh menjadi cabang-cabang kemuliaan 
Dari lubuk hati nan terdalam, kupasrahkan segala kerinduan ini padaMu

Cinta adalah sebuah kepastianNya yang takkan seorang pun mampu menebak bahkan sekedar menerka pada hati yang mana cinta ‘kan berlabuh kelak.

Jumat, 28 Desember 2012

Sibolangit In Memories

Aku tak pernah menyangka, sepenggal waktu yang dihabiskan dalam kebersamaan nyatanya begitu mengabdi dalam ingatan. Tak pantas rasanya segenap rasa yang memenuhi memori ingatanku hanya kudiamkan saja, tanpa celoteh bisu dalam tarian aksara.

 Selasa 25 Desember 2012

Awal yang tak kuduga, bahwa menjejaki ranah Sibolangit menjadi catatan kisah yang tak terlupa. Menyenangkan, mengesankan, sekaligus mengharukan. Bagaimana tidak, di sini ukhuwah itu begitu terasa. Games yang menjadi ajang atraksi segalam macam menjadi fenomena yang sungguh tak terbenamkan dalam ingatan. Kebersamaan yang terukir di Bukit Perkemahan Sibolangit telah berlalu tiga hari yang lalu, namun celoteh-celoteh seputar kejadian-kejadian seru di sana nyatanya tak jua mampu ditenggelamkan dari ingatan oleh semua pihak yang merangkum kisah itu bersama.

Jumat, 02 November 2012

Ketika Lukisan Cinta Tersapu Dusta


Oleh. Nurlaili  Sembiring

            Masih terpatri dalam ingatan bagaimana dia hampir saja memusnahkan kebahagiaanku. Hampir saja ia membuat hidupku hancur berkeping-keping. Sebab apa? Cinta. Mengapa bisa cinta memusnahkan kebahagiaan dan menghancurkan hidup? Sebab cinta tak berlandaskan atas naungan cintaNya.
           Di bangku perkuliahan, kurasakan kembali getar-getar cinta menyanding kalbu setelah patah hati pada cinta pertama semasa Aliyah dulu. Kali ini, tentu saja cinta itu mencapai puncak harap menuju jenjang pelaminan. Ya…kuharap dialah lelakiku yang namanya tertulis di lauful mahfuzNya. Senyumannya begitu bersahaja hingga membuatku jatuh hati. Namun sayang, lambat laun kuketahui senyum itu bukanlah untukku dan bukan milikku.
        Namun melupakan seseorang yang menempati istana hati tentu bukanlah hal mudah. Bayang wajahnya masih saja menghampiriku dalam angan tiada pasti. Rasa yang tersemat di hati begitu dahsyat sampai membawa anganku melambung tinggi demi untuk bersamanya. Angan yang sejak dulu hingga sekarang masih menghiasi hatiku demi sekeping hati yang kuharap akan menjadi imamku kelak. Ada sejumput kerinduan yang masih terus mengalir deras di hati. Hanya mampu menanti jawaban pasti dariNya. Karena sesungguhnya Dialah Maha Mengetahui atas harap pada sebuah nama yang telah terpahat di hatiku.

Senin, 29 Oktober 2012

Terhimpit Kesulitan


Terkadang kesedihan tak bisa aku bendung. Saat hidupku dihimpit kesulitan yang tak mampu aku redam. Aku tahu setiap persolaan pasti ada jalan keluarnya. Namun aku jua tak mampu diburu dengan permohonan begini begitu yang semakin membuat dadaku kian sesak. Aku bisa saja meluangkan waktu yang ada untuk sebuah perjumpaan yang sangat penting. Namun suatu hal masih saja menjadi persoalan utama. Dan aku tak punya daya untuk membuat keputusan yang nantinya akan semakin merobek hati. Keputusan yang sudah pasti akan melukai jiwaku sendiri dan juga mempersulitku pada keadaan.
            Ah… aku lelah dengan semua keadaan ini. Banyak tuntutan yang mengharuskanku berkutat dengan berbagai urusan penting. Namun suatu hal yang tak mampu kujelaskan secara rinci masih saja menjadi penghadang utama. Entah sampai kapan aku terbebani dengan persoalan ini. Aku ingin segera berlari daeri persoalan ini. Aku ingin tak lagi terjerat oleh permasalahan yang itu–itu saja.

            Aku ingin keluar dari segala yang menyesakkan dada.

Masih di Sini

Aku masih di sini...
di ruang penantian dalam batas waktu yang tak terdeteksi
Menanti kepastianNya yang 'kan menautkan hatiku dan hatinya
Entah itu siapa, entah dimana
Namun aku yakin kehadirannya akan mewujud nyata, kelak
Saat waktu tak lagi menjadi sekat dalam sebuah perjumpaan
Saat masa tak lagi menjadi jeda dalam sebuah sua
Aku akan tetap di sini
berteman do'a, yang diiringi ikhtiar dan tawakkal
Aku....akan tetap menunggumu
Sampai kau menjemputku menuju mahligai cinta yang suci

Rabu, 24 Oktober 2012

Rekam Jejak


Oleh. Nurlaili Sembiring

Rekam jejak tentangmu tak pernah sirna
Meski ruang tak lagi satukan hati kita
Agaknya semua telah berlalu
Tertelan masa yang terus melaju

Kini,aku berteman rindu
Dalam resah yang kian melagu
Menyanyikan lagu sendu
Dalam derai tawa yangbeku

Rekam jejak tentangmu tak pernah punah
Kenangan pun menyapa gelisah
Sosokmu masih saja melamunkan gundah
Menanti kepastian dalam desah

Selasa, 23 Oktober 2012

Berkah Menyantuni Anak Yatim

Bukanlah kebahagiaan yang membuat kita bersyukur, tetapi rasa syukur itulah yang akan membuat kita bahagia.

Selalu ada keharuan setiap kali membincang Anak Yatim. Tak pernah  habis cerita yang mengundang air mata dalam setiap kisah yang terurai. Sebab anak yatim adalah sekelompok insan yang patut menjadi perhatian banyak orang. Mereka juga berhak mendapatkan apa yang termiliki oleh orang-orang di luar sana yang bisa mendapatkan apa yang mereka mau dengan mudahnya. Tetapi tidak untuk anak yatim.  Aku jadi terkenang akan dua sosok abang beradik Heru dan Firza yang terpaksa kehilangan sosok bergelar Ayah di kehidupannya. 

Tepat tanggal 29 Mei 2012 ba’da Dzuhur, Ayah dari abang beradik itu kembali dalam pelukan Sang Maha Cinta. Tak ada lagi dekap hangat dari seseorang yang selama ini menjadi tulang punggung di rumah mungil mereka. Tak ada lagi tawa renyah yang selama ini membaluti hari-hari mereka. Tak ada lagi senda gurau yang terbingkai dalam kebersamaan. Semua berlalu seiring kebersamaan yang tak lagi terdekap. 

Pilu hati ini setiap kali terkenang akan kedua bocah yang masih belia ini. Ditambah lagi mereka jauh dari ibunya. Perceraian di antara kedua orang tuanya menjadi sekat pemisah yang tak lagi menyatukan. Bocah abang beradik ini pun terpisah oleh jarak, ruang dan waktu. Sang abang memilih tinggal bersama nenek dari almarhum ayahnya, sedangkan sang adik tinggal bersama nenek dan kakek dari ibunya. Sedangkan ibunya tinggal bersama suami barunya di Pekanbaru, demi mencari penghidupan yang lebih layak di kota perantauan. 

Senin, 22 Oktober 2012

[Event Nulis dalam Rangka Milad Nurlaili Sembiring]_Tema Jalan Cinta yang Menemukan Cinta.

 Secercah harap menabur ruang jiwa
Menatap masa dalam serpihan tanya
Haruskah melaju tanpa kata?
Meski  pahit selimuti bahagia
Inilah jalan cinta yang menemukan cinta

Cinta, sebuah kata sederhana namun menyimpan berjuta makna. Sukar tertuangkan dalam tulisan pun terasa kelu berucap dalam lisan. Pahit manis tentu menjadi hal yang tak mampu terelakkan dari sebuah kata bernama CINTA.

Duhai temans, masih ingat dengan event yang saya adakan tahun lalu dalam rangka milad saya? Nah…kini saya kembali lagi mengadakan event yang sama namun dengan tema yang berbeda, dan tentu hadiah juga lebih menarik.

Nah kali ini saya mengajak teman-teman yang mencintai dunia tulis menulis untuk turut menyumbangkan naskah terbaiknya dengan tema “Jalan Cinta Yang Menemukan CINTA”
Tema yang menggambarkan kreatifitas, semangat, dan optimisme seseorang yang memiliki hobby menulis untuk berjuang meraih eksistensi diri.  Seberapa besar rasa cinta Anda pada dunia literasi, seberapa semangatnya Anda demi meraih gelar PENULIS. Perjuangan dan pengorbanan seperti apa yang telah dan akan anda lalui demi meraih impian Anda. Tuangkan kisah Anda dalam tulisan agar dapat menginspirasi orang lain untuk mewujudkan impian mereka. Marilah berbagi kisah yang mampu melahirkan semangat generasi penulis yang berkualitas.
Ketentuan:
  1. Peserta adalah Warga Negara Indonesia (baik yang tinggal di Indonesia maupun luar negeri)
  2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik & benar. 
  3. Cerita berupa curhat yang mengalir dengan bahasa yang literer (indah)
  4. Naskah harus karya asli, bukan terjemahan atau plagiat & isi naskah tidak mengandung unsur SARA dan pornografi. 
  5.  Tema : Jalan Cinta Yang Menemukan Cinta
  6. Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak, elektronik maupun online dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain. 
  7.  Naskah diketik di kertas  A4,  Times New Roman 12 , 1,5 spasi, maksimal 6 halaman
  8.  Di akhir naskah, tuliskan biodata berbentuk narasi maksimal 80 kata + Foto  close up terbaru
  9. Memiliki akun FB dan memposting info lomba ini di catatan FB masing-masing dengan mengetag teman minimal 20 teman. 
  10. Peserta hanya boleh mengirim 1 naskah terbaiknya. 
  11. Naskah dikirim berupa lampiran (bukan di badan email) ke email: nurlaili.brsembiring@gmail.com &  sawaluddinsembiring@gmail.com dengan subjek email: JCYMC_Judul Naskah_Nama Penulis  
  12. Naskah dikirim paling lambat 13 November 2012 pukul 23.59 WIB 
  13. Update peserta dan pengumuman pemenang bisa dilihat di FB penyelenggara Nurlaili Sembiring, Sam Sang Pujangga dan blog nurlaili.loveislam.blogspot.com
  14. Pengumuman pemenang tanggal 20 November (pas milad saya :) )
Reward :
  • Pemenang I  = Uang Tunai Rp.150.000 + Buku Karya Nurlaili Sembiring + Kartu Ucapan Motivasi dari Abi Alfin Yatama El Fikri + Souvenir dari kampus Madani Universitas Islam Riau
  • Pemenang II = Uang Tunai Rp.100.000  + Buku Karya Nurlaili Sembiring + Kartu Ucapan Motivasi dari Abi Alfin Yatama El Fikri + Souvenir dari kampus Madani Universitas Islam Riau
  • Pemenang tiga = Uang Tunai Rp.50.000 + Buku Karya Nurlaili Sembiring + Kartu Ucapan Motivasi dari Abi Alfin Yatama El Fikri + Souvenir dari kampus Madani Universitas Islam Riau
  • Sertifikat elektronik kepada seluruh kontributor dikirm via email
  • 20 naskah terbaik akan dibukukan + lima penulis tamu (masih dirahasiakan)
  • Naskah terpilih akan diusahakan terbit Nasional dan kalau tidak bisa akan diterbitkan secara Indie di Deka Publshing
So tunggu apalagi, Lets Write, Friends…?!
Semangat Berkarya demi Anak Bangsa.
Don’t Miss It,

Jumat, 19 Oktober 2012

Review: Lelaki, Kutunggu Lelakumu

Judul Buku                 : Lelaki, Kutunggu Lelakumu
Penulis                        : Dian Nafi dan Endang Ssn
Penerbit                      :Hasfa Publisher
Cetakan                      : 2012
Halaman                     : 172 halaman
ISBN                           : 978-602-7693-04-3



Novel mini bercover warna ungu ini merupakan Novel hasil Duet dua wanita cantik bernama Dian Nafi dan Endang SSN. Buku ini berukuran kecil, 11x18 cm dengan tebal 172 halaman. Sangat cocok untuk menjadi teman perjalanan. Lelaki Kutunggu Lelakumu, sebuah pilihan judul yang mengena. Topik yang dibahas mengkhususkan tentang sosok lelaki yang terlalu apatis dalam memulai kisah asmara. Cinta memang selalu punya makna lebih. Tak pernah bosan untuk dinikmati. Namun kisah cinta dalam Novel ini bernuansa lain. Sudut pandang yang baru, humor segar dan juga gambaran hati yang merana. Bait-bait puisi yang apik sebagaimana diselipkan dalam cerita di buku ini menambah keindahan, hingga sangat layak menjadi santapan para penikmat bacaan.