RAHASIA SANG PEMIMPI
(Sebuah Pembelajaran Hidup)
Menjelang Senja...
Sesaat
lagi senja kan menyapa bumi, menebarkan rona jingganya nan selalu
kunanti. Ntah mengapa belakang ini aku sangat menyukai senja, ia selalu
kurindu. Menjelang Senja ini, panas mentari terasa kian menggigit, lelah
raga selama seharian beraktifitas kian terasa di badan. Kekesalan dan
amarah di hati pun acap kali bergemuruh di hati. Hal ini terkadang
sempat menumbuhkan kebencian kepadaNya yang telah menciptakan mentari
hingga memberi suasana yang begitu panas. Astagfirullah.
Sesekali,
semilir angin meniupkan kerudung merah muda yang kukenakan. Bagai
dimanja sentuhan lembut itu membelai ragaku. Tiupan angin telah
mendinginkan suasana hatiku yang tadinya memanas. Ah... manusia, "nikmat
Tuhan kamu yang mana lagi yang kau dustakan." Cinta Sang illah begitu
luas,i Ia tumpahkan panas mentari namun Ia dinginkan pula dengan tiupan
angin nan berhembus.Menuju senja, aku teringat akan perbincanganku
dengan abangku pagi tadi, tentang mimpi.Sebagai manusia, tentu tak
pernah luput dari kata "mimpi". Mimpi adalah penghias hari yang
terlewat. Tak seorang pun manusia yang tak punya mimpi dalam hidupnya.
Namun hanya sedikit yang benar-benar berupaya mewujudkan mimpinya. Bila
pun ada yang tak punya mimpi, ia adalah orang yang merugi. Bagaimana
tidak? sebab mimpi adalah kunci keberhasilan. Berawal dari mimpi kita
akan memahami hakikat hidup yang sesungguhnya. Bahwa hidup memang harus
berselimut "MIMPI". Begitupun aku, aku memiliki mimpi yang ingin
kuraih. Abangku? Ia juga memiliki mimpi.